Laporan Kemajuan 1 PLPG 2017 pedagogik
LAPORAN
KEMAJUAN KE- 1
PEMBEKALAN
PLPG
Nama : Fatkhan Syarif
NUPTK : 1720310171092
Nomor Peserta PLPG : 17032118020010
Bidang Studi Sertifikasi :
180 - Matematika
Sekolah Asal :
MTsS Riyadlotul Ulum
Kabupaten/Kota :
Demak
Provinsi :
Jawa Tengah
RAYON 112
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
I.
LAPORAN
PEMBEKALAN MATERI PERIODE SATU
Sumber Belajar
Pedagogik
A.
Ringkasan materi
1.
Pengembangan
pendidikan karakter dan potensi peserta didik
Siswa sebagai
subjek pembelajaran merupakan individu yang aktif dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal
balik antara guru dengan siswa maupun sebaliknya. Oleh karena itu, salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami karakteristik
anak didik, sehingga tujuan pembelajaran, materi yang disiapkan, metode yang
dirancang sesuai dengan karakteristik siswa.
Menurut Jean Piaget,
aspek perkembangan anak ada empat kelompok, yaitu: sensori-motor (0-2 tahun),
pra-operasional(2-4 tahun), operasional konkret(7-11 tahun), operasional formal(11-15
tahun).
Anak usia
sekolah dasar menengah pertama berada pada tingkatan operasional Formal. Anak sudah
mampu brfikir tingkat tinggi, berfikir secara deduktif, induktif menggunakan
cara berpikir abstrak serta mampu memecahkan berbagai masalah.
Kecenderungan
belajar anak usia sekolah dasar menengah memiliki tiga cirri, yaitu: deduktif, abstrak,
dan reflekstif.
Berdasarkan
karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar tersebut, maka guru sekolah
dasar menengah harus mampu mengidentifikasi potensi, memotifasi, dan mengarahkan
peserta didik dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
2.
Teori
belajar
Psikologi
belajar atau yang disebut juga teori belajar, adalah teori yang mempelajari
perkembangan intelektual (mental) siswa. Ada dua aliran dalam psikologi
belajar, yaitu psikologi tingkah laku dan psikologi kognitif.
Beberapa teori
belajar yang melandasi guru-guru sekolah dasar menengah dalam merancang,
melaksanakan dan menilai pembelajaran.
1)
Teori
belajar Vygotsky
Vygotsky
merupakan tokoh penting dalam konstruktivisme social. Ada dua konsep penting
dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding.
ZPD merupakan jarak antara tingkat perkembangan actual dan tingkat perkembangan
potensial. Sedangkan scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada
siswa selama tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan
memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia dapat
melakukannya.
Vygotsky
menekankan bahwa pengkonstruksian pengetahuan seorang Individu dicapai melalui
interaksi social. Tahap perkembangan actual (tahap I) terjadi pada saat siswa
berusaha sendiri menyudahi konflik yang dialaminya.
Perkembangan
potensial (tahap II) terjadi saat siswa berinteraksi dengan pihak lain dalam
komunitas kelas yang memiliki kemampuan lebih.
Proses pengkonstruksian
pengetahuan ini terjadi rekonstruksi mental, yaitu berubahnya struktur kognitif
dari skema yang sudah ada menjadi skema baru yang lebih lengkap. Proses
internalisasi (tahap III) merupakan aktivitas mental tingkat tinggi jika
terjadi karena adanya interaksi social.
2)
Teori
belajar Van Hiele
Van Hiele
adalah seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam
pembelajaran geometri. Penelitian Van Hiele menghasilkan beberapa kesimpulan
mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Van
Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri, yaitu pengenalan,
analisis, pengurutan, deduksi dan akurasi.
Selain itu, Van
Hiele juga mengemukakan bahwa terdapat tiga unsure yang utama dalam
pembelajaran geometri, yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun.
Menurut Van
Hiele, semua anak mempelajari geometri melalui tahap-tahap tersebut dengan
urutan yang sama, tetapi kapan sesorang mulai memasuki suatu tingkat yang baru
tidak selalu sama antara siswa satu dengan yang lainnya.
3)
Teori
belajar Ausubel
Ausubel (dalam
dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar bermakna adalah suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1988:134), belajar
dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: penerimaan
dan penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran, yaitu
belajar bermakna dan belajar hafalan.
Berarti, suatu
pembelajaran dikatakan bermakna apabila melalui prasyarat belajar, yaitu:
a.
Materi
yang akan dipelajari bermakna secara potensial
b.
Anak
yang akan belajarharus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga
mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna
Cirri-ciri belajar bermakna:
a.
Menjelaskan
hubungan bahan-bahan baru dengan bahan-bahan lama
b.
Diberikan
ide dari yang paling umum kemudian ke hal-hal yang lebih terperinci
c.
Menunjukkan
persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama
d.
Mengusahakan
agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide baru disajikan
Ausubel (Dahar, 1989:141) menyebutkan ada tiga kebaikan dari
belajar bermakna, yaitu: informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih
lama untuk diingat, informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses
belajar beerikutnya untuk materi yang mirip, informasi yang dipelajari secara
bermakna memudahkan belajar hal-hal yang mirip walaupun telah lupa.
Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip
dan konsep yang perlu diperhatikan:
a.
Pengatur
awal. Mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong
mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan
untuk membantu menanamkan pengetahuan baru
b.
Diferensiasi
progresif. Perlu terjadi pengembangan dan elaborasi konsep selama belajar
bermakna berlangsung. Unsur-unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih
dahulu, kemudian hal-hal yang lebih khusus dan detail dari konsep tersebut
c.
Belajar
superordinat, terjadi apabila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya
dikenal sebagai unsure-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.
d.
Penyesuaian
integrative
4)
Teori
belajar Bruner
Bruner (1966)
mengemukakan bahwa terdapat tiga system keterampilan untuk menyatakan
kemampuan-kemampuan secara sempurna. Disebut juga tiga cara penyajian (modes of
present), yaitu:
a.
Cara
penyajian enaktif, adalah melalui tindakan, anak terlibat secara langsung dalam
memanipulasi (mengotak-atik) objek sehingga bersifat manipulatif.
b.
Cara
penyajian ikonik, didasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan
melalui serangkaian gambar-gambar, yang dilakukan anak berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.
c.
Cara
penyajian simbolik, didasarkan pada system berpikir abstrak, arbitrer, dan
lebih fleksibel. Dalam tahap ini anak memanipulasi symbol-simbol atau
lambing-lambang objek tertentu.
3.
Model-model
pembelajaran
1)
Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran
Berbasis Masalah, atau sering disingkat PBM, dikembangkan di sekolah kedokteran
sebagai respon atas fakta bahwa peserta didik mengalami kesulitan di tahun
pertama perkuliahan. PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata
sehari-hari yang bersifat terbuka untuk diselesaikan pesrta didik dalam rangka
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan social, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru.
Tujuan PBM
adalah mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan social,
keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan
baru.
Prinsip-prinsip
PBM:
a.
Penggunaan
masalah nyata
b.
Berpusat
pada peserta didik
c.
Guru
berperan sebagai fasilitator
d.
Kolaborasi
antara peserta didik
e.
Sesuai
dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta didik untuk secara aktif
memperoleh pengetahuannya sendiri
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah:
1.
Orientasi
terhadap masalah
Guru menyajikan
masalah nyata kepada peserta didik
2.
Organisasi
belajar
Guru
memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan
3.
Penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru membimbing
peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi untuk menemukan alternatif
penyelesaian masalah
4.
Pengembangan
dan penyajian hasil penyelesaian masalah
Guru membimbing
peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat. Peserta
didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah dalam bentuk gagasan, model,
bagan, atau Powerpoint
5.
Analisis
dan evaluasi proses penyelesaian masalah
Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah yang dilakukan
2)
Pembelajaran
Berbasis Projek (Project Based Learning)
Pebelajaran Berbasis
Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan
sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
PBP merupakan
model pembelajaran yang menggunakan projek sebagai langkah awal dalam
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru berdasarkan pengalaman
nyata.
Tujuan PBP
adalah:
a.
Memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran
b.
Meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah projek
c.
Membuat
peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah projek yang kompleks dengan
hasil produk nyata berupa barang atau jasa
d.
Mengembangkan
dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat
untuk menyelesaikan tugas
e.
Meningkatkan
kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok
Prinsip-prinsip pembelajaran PBP:
a.
Pembelajarn
berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas projek pada kehidupan nyata
b.
Tugas
projek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topic
yang telah ditentukan
c.
Tema
atau topic dikembangkan dari suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan
beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan beberapa
kompetensi dasar antar mata pelajaran
d.
Eksperimen
dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis
dan dikembangkan berdasarkan tema/topic yang disusun dalam produk (laporan atau
hasil karya)
e.
Pembelajaran
dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri dalam fasilitas dan
monitoring oleh guru.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada PBP:
a.
Penentuan
projek
b.
Perancangan
langkah-langkah penyelesaian projek
c.
Penyusunan
jadwal pelaksanaan projek
d.
Penyelesaian
projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
e.
Penyusunan
laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
f.
Evaluasi
proses dan hasil projek
3)
Pembelajaran
Menemukan (Discovery Learning)
Pembelajaran
menemukan adalah pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal
melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan peserta didik.
Tiga cirri
utama belajar menemukan, yaitu:
a.
mengeksplorasi
dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan
b.
berpusat
pada peserta didik
c.
kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada
karakteristik dari pembelajaran menemukan:
a.
peran
guru sebagai pembimbing
b.
peserta
didik belajar secara aktif sebagai ilmuwan
c.
bahan
ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan
menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat
kesimpulan
langkah-langkah pembelajaran menemukan:
1.
persiapan
guru menentukan
tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik pesertadidik (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
2.
stimulasi/pemberian
rangsangan
guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah
3.
identifikasi
masalah
guru
mengidentifikasi sumber belajar dan member kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
4.
mengumpulkan
data
guru membantu
peserta didik mengumpulkan dan mengeksplorasi data
5.
pengolahan
data
guru membimbing
peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh
para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya
6.
pembuktian
guru membimbing
peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis
7.
menarik
kesimpulan
guru membimbing
peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan
4.
Evaluasi
hasil belajar
Mutu
pembelajaran dipengaruhi oleh banyak factor, salah satunya adalah system
penilaian (assessment) yang dilakukan oleh guru. Setiap penilaian didasarkan
pada tiga elemen mendasar yang saling berhubungan, yaitu: aspek prestasi yang
akan dinilai (kognisi), tugas-tugas yang digunakan untuk mengumpulkan bukti
tentang prestasi siswa (observasi), dan metode yang digunakan untuk
menganalisis bukti yang dihasilkan dari tugas-tugas (interpretasi)
Penilaian
adalah pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta
didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
1)
Penilaian
pembelajaran
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan non
autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam penilaian hasil
belajar oleh pendidik. Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang
menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada
situasi sesungguhnya. Bentuk penilaian autentik mencakup: penilaian berdasarkan
pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk, jurnal, kerja
laboratorium, unjuk kerja, serta penilaian diri. Penilaian diri merupakan
teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri
oleh peserta didik secara reflektif. Bentuk penilaian non autentik mencakup:
tes, ulangan, ujian.
2)
Fungsi
dan tujuan penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif
dalam penilaian. Lebih khusus, penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi
untuk:
a.
Memantau
kemajuan belajar
b.
Memantau
hasil belajar
c.
Mendeteksi
kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
a.
Mengukur
dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik
b.
Memperbaiki
proses pembelajaran
c.
Menyusun
laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir
tahun dan kenaikan kelas
3)
Prinsip-prinsip
penilaian hasil belajar oleh pendidik
Prinsip umum
penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi: sahih, objektif, adil, terpadu,
terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif.
Prinsip khusus
untuk penilaian autentik meliputi:
a.
Materi
penilaian dikembangkan dari kurikulum
b.
Bersifat
lintas muatan atau mata pelajaran
c.
Berkaitan
dengan kemampuan peserta didik
d.
Berbasis
kinerja peserta didik
e.
Memotivasi
belajar peserta didik
f.
Menekankan
pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik
g.
Member
kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya
h.
Menekankan
keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
i.
Mengembangkan
kemampuan berpikir divergen
j.
Menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran
k.
Menghendaki
balikan yang segera dan terus menerus
l.
Menekankan
konteks yang mencerminkan dunia nyata
m.
Terkait
dengan dunia kerja
n.
Menggunakan
data yang diperoleh langsung dari dunia nyata
o.
Menggunakan
berbagai cara dan instrument
4)
Lingkup
dan sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik
Lingkup
penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap spiritual,
kompetensi sikap social, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi sikap
spiritual dan kompetensi sikap social meliputi tingkatan sikap: menerima,
menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai
social.
5)
Skala
penilaian dan ketuntasan
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian. Predikat untuk sikap
spiritual dan sikap social dinyatakan dengan A = sangat baik, B = baik, C =
cukup, dan D = kurang. Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi
setiap KD selama satu semester.
Ketuntasan
belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi: ketuntasan penguasaan
substansi, ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Criteria
ketuntasan minimal kompetensi sikap ditetapkan dengan predikat B = baik. Skor
rerata untuk ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan disesuaikan
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) masing-masing kelas/satuan pendidikan.
6)
Instrument
penilaian
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilaksanakan dengan menggunakan instrument penilaian.
Teknik penilaian tes tes terdiri dari tes tulis, tes lisan, tes praktek. Penilaian
dengan teknik tes tulis dapat menggunakan : soal obyektif, soal isian, dan soal
uraian/terbuka. Penilaian dengan teknik tes lisan menggunakan daftar pertanyaan
lisan. Teknik non tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang sikap atau
keterampilan.
7)
Penilaian
kompetensi ranah keterampilan dalam pembelajaran
Pendidikan
menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrument yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik.
a.
Tes
praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi
b.
Projek
adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
c.
Penilaian
portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik
8)
Prosedur
penilaian
Pelaksanaan
penilaian diawali dengan pendidik merumuskan indicator pencapaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari kompetensi dasar (KD.
Indicator pencapaian kompetensi dikembangkan menjadi indicator soal yang
diperlukan untuk penyusunan instrument penilaian. Instrument penilaian memenuhi
persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
Persyaratan
substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrument yang digunakan, dan
persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Indicator
pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran, karakteristik, atau
cirri-ciri yang merupakan keterampilan suatu KD tertentu dan menjadi acuan
dalam penilaian KD mata pelajaran. Sedangkan untuk mengukur pencapaian sikap
digunakan indicator penilaian sikap yang dapat diamati.
9)
Teknik
penilaian
Penilaian sikap
dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar teman. Teknik observasi merupakan teknik utama, sedangkan penilaian diri
dan penilaian antar teman diperlukan sebagai teknik penunjang untuk konfirmasi
hasil penilaian observasi oleh guru. Penilaian pengetahuan menggunakan teknik
penilaian tes tertulis, penugasan dan portofolio. Penilaian keterampilan
menggunakan teknik penilaian kinerja, projek, dan portofolio.
Pembelajaran
Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial pada dasarnya mengubah strategi atau metode
pembelajaran untuk KD yang sama. Bentuknya dapat berupa pembelajaran ulang, bimbingan
perorangan, pemanfaatan tutor sebaya, dan lain-lain. Pembelajaran pengayaan
berupa perluasan atau pendalaman materi atau kompetensi.
Pengawasan
Proses Pembelajaran
Dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, serta tindak lanjut secara berkelanjutan.
1.
Prinsip
pengawasan
Dilakukan
dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara
berkelanjutan.
2.
Sistem
dan entitas pengawasan
Dilakukan oleh
kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan (LPMP)
3.
Proses
pengawasan
a.
Pemantauan
Dilakukan
melalui diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara
dan dokumentasi.
b.
Supervisi
Dilakukan
melalui pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c.
Pelaporan
Hasil kegiatan
pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk
laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik
4.
Tindak
lanjut
Dilakukan dalam
bentuk: penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar, dan pemberian kesempatan kepada guru untuk
mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
B.
Materi
yang sulit dipahami
Materi yang
sulit dipahami adalah materi teori belajar pada Kompetensi Inti: Menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Dalam sumber
belajar, dijelaskan ada 4 teori belajar. Yaitu teori belajar Vygotsky, teori
belajar Ausubel, dan teori belajar Bruner. Dari keempat teori belajar yang
dijelaskan, bagian yang sulit dipahami yaitu cara penerapannya untu
pembelajaran pada lima mata pelajaran menggunakan teori-teori belajar tersebut.
C.
Materi
esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Materi
esensial yang tidak ada dalam sumber belajar yaitu pada Kompetensi Inti:
1.
Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
2.
Memfasilitasi
pengembangan Potensi peserta didik untuk mengtualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.
3.
Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
4.
Memanfaatkan
hasil penilaian dan Evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
5.
Mengkaji
dan menindaklanjuti hal-hal yang menghambat pembelajaran di era teknologi.
D.
Materi
apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Semua
materi pada Sumber Belajar Pedagogik ini tidak ada yang tidak esensial.
Post a Comment